( Hati- hati dalam berucap, bertindak menyikapi dalam Jejaring Maya )
Dunia maya, melalui Facebook dan Twitter telah membuka ruang diskusi seluas-luasnya. Tak bertatap muka membuat diskusi lebih berani, terkadang terlalu berani. Melemparkan opini sebagai bentuk pengingatan, tapi caranya tak sesuai tuntunan. Tak sadar mungkin kita ter
masuk golongan dibawah ini:
1. Orang yang Bangkrut tapi tak Sadar
“Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Namun ia juga datang dengan membawa dosa kedzaliman. Ia pernah mencerca si ini, menuduh tanpa bukti terhadap si itu, memakan harta si anu, menumpahkan darah orang ini dan memukul orang itu. Maka sebagai tebusan atas kedzalimannya tersebut, diberikanlah di antara kebaikannya kepada si ini, si anu dan si itu. Hingga apabila kebaikannya telah habis dibagi-bagikan kepada orang-orang yang didzaliminya sementara belum semua kedzalimannya tertebus, diambillah kejelekan/kesalahan yang dimiliki oleh orang yang didzaliminya lalu ditimpakan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim)“
Hujatan, cemoohan, debat kusir, cercaan, tuduhan menjadi hal yang biasa di Facebook dan Twitter. Tak sadar, akan bangkrut diakhirat nanti. Gambar-gambar cemoohan tetap saja masuk cercaan. Meski niatnya hanya untuk satire rileks atau mengingatkan. Ingatkan pun ada adabnya.
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik “(QS an Nahl: 125)
“Barangsiapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah berkata baik atau lebih baik diam” (HR. Bukhari Muslim)
2. Tak dianggap Mukmin
“Bukanlah seorang mukmin jika suka mencela, melaknat dan berkata-kata keji “(HR. Tirmidzi)
Sedih kan? Hanya kepuasan menang debat yang kita dapat, tapi predikat mukmin terbuang
3. Mendapatkan Hadiah dari Semua yang dituduhkannya
Dari Abu Zar ra, ia mendengar Nabi saw bersabda, “Seorang pria yang menuduh pria lain jahat, atau menuduhnya kafir, maka tuduhan itu berbalik kepadanya, jika orang yang dituduhkannya itu tidak seperti itu.”(HR. Bukhori)
Tuduhan berseliweran. Belum tentu kebenarannya. Nafsu marah terpuaskan, tapi jika tak benar keburukan itu kembali padanya.
Dari Abu Hurairah ra katanya Rasulullah saw bersabda: “Apabila seseorang berkata, ‘Celakalah mereka!’ maka orang itulah yang paling celaka.”(HR. Bukhori)
4. Pendusta
“Cukuplah seorang itu (disebut) telah berdusta jika mengatakan semua yang didengar.” (HR Muslim)
Itulah yang sering kita lakukan. Mengatakan apa yang kita baca dan dengar. Berhati-hatilah saat mentautkan link dan menyebar berita dari media. Apalagi dari sumber yang tidak terpercaya.
5. Terjerembab di Neraka selama tujuh puluh tahun.
Kita anggap perkataan kita sepele, ternyata tidak bagi Allah.
Rasulullah` bersabda “Sesungguhnya ada seorang laki-laki mengucapkan sepatah kata yg dianggap tidak apa-apa tetapi ternyata bisa menjerumuskannya ke dalam Neraka sampai tujuh puluh tahun.” Dan tatkala Uqban bin Amir bertanya kepada Rasulullah “ Ya Rasulullah apakah sesuatu yg dapat menyelematkan kita? ” Lalu dijawab oleh Nabi ` “Tahanlah olehmu lisanmu.”
Sedihnya melihat diskusi-diskusi di fesbuk saat ini. Menyakiti hati saudaranya dianggap biasa.
Anas bin Malik berkata kepada para tabiin ”Sesungguhnya kalian melihat dosa yang kalian lakukan itu lebih kecil dari sehelai rambut, padahal kami menganggapnya dimasa Nabi SAW termasuk dosa yg membinasakan”
Dosa sekecil apapun, jika terbiasa akan menumpuk menjadi dosa besar. Padahal tak ada dosa yang tak terbalas. “Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala) nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan.” (al Anbiyaa’ 21:47)
6. Beralaskan tikar api neraka di akhirat
Tahukah kau saudaraku, bahwa dusta, tuduhan, olok-olok termasuk perbuatan zalim?
“Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim” (QS. Al A’raaf [7]: 41)
Saudaraku, tahanlah keinginan kita. Sungguh perkataan kita berat pertanggungjawabannya disisi Allah. Tinggalkanlah debat kusir!
Rasulullah SAW bersabda: “Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah di bagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.”(HR. Abu Dawud)
Rasulullah bersabda: “Barangsiapa meninggalkan debat dalam (masalah) agama, padahal ia di pihak yang menolak (kontra), maka dibangunkan untuknya rumah di tengah Surga.” (HR. Abu Dawud dll)
Ibnu Abbas berkata: “Cukuplah engkau sebagai orang zhalim bila engkau selalu mendebat. Dan cukuplah dosamu jika kamu selalu menentang, dan cukuplah dosamu bila kamu selalu berbicara dengan selain dzikir kepada Allah.”
Muslim bin Yasar berkata: “Jauhilah perdebatan, karena ia adalah saat bodohnya seorang alim, di dalamnya setan menginginkan ketergelincirannya.”
Disandur dari Status : Firman Alfatunisa
https://www.facebook.com/pages/Indahnya-Islam-Islam-Agamaku-/144493912335003
( Hati- hati dalam berucap, bertindak menyikapi dalam Jejaring Maya )
Dunia maya, melalui Facebook dan Twitter telah membuka ruang diskusi seluas-luasnya. Tak bertatap muka membuat diskusi lebih berani, terkadang terlalu berani. Melemparkan opini sebagai bentuk pengingatan, tapi caranya tak sesuai tuntunan. Tak sadar mungkin kita ter
masuk golongan dibawah ini:
1. Orang yang Bangkrut tapi tak Sadar
“Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Namun ia juga datang dengan membawa dosa kedzaliman. Ia pernah mencerca si ini, menuduh tanpa bukti terhadap si itu, memakan harta si anu, menumpahkan darah orang ini dan memukul orang itu. Maka sebagai tebusan atas kedzalimannya tersebut, diberikanlah di antara kebaikannya kepada si ini, si anu dan si itu. Hingga apabila kebaikannya telah habis dibagi-bagikan kepada orang-orang yang didzaliminya sementara belum semua kedzalimannya tertebus, diambillah kejelekan/kesalahan yang dimiliki oleh orang yang didzaliminya lalu ditimpakan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim)“
Hujatan, cemoohan, debat kusir, cercaan, tuduhan menjadi hal yang biasa di Facebook dan Twitter. Tak sadar, akan bangkrut diakhirat nanti. Gambar-gambar cemoohan tetap saja masuk cercaan. Meski niatnya hanya untuk satire rileks atau mengingatkan. Ingatkan pun ada adabnya.
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik “(QS an Nahl: 125)
“Barangsiapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah berkata baik atau lebih baik diam” (HR. Bukhari Muslim)
2. Tak dianggap Mukmin
“Bukanlah seorang mukmin jika suka mencela, melaknat dan berkata-kata keji “(HR. Tirmidzi)
Sedih kan? Hanya kepuasan menang debat yang kita dapat, tapi predikat mukmin terbuang
3. Mendapatkan Hadiah dari Semua yang dituduhkannya
Dari Abu Zar ra, ia mendengar Nabi saw bersabda, “Seorang pria yang menuduh pria lain jahat, atau menuduhnya kafir, maka tuduhan itu berbalik kepadanya, jika orang yang dituduhkannya itu tidak seperti itu.”(HR. Bukhori)
Tuduhan berseliweran. Belum tentu kebenarannya. Nafsu marah terpuaskan, tapi jika tak benar keburukan itu kembali padanya.
Dari Abu Hurairah ra katanya Rasulullah saw bersabda: “Apabila seseorang berkata, ‘Celakalah mereka!’ maka orang itulah yang paling celaka.”(HR. Bukhori)
4. Pendusta
“Cukuplah seorang itu (disebut) telah berdusta jika mengatakan semua yang didengar.” (HR Muslim)
Itulah yang sering kita lakukan. Mengatakan apa yang kita baca dan dengar. Berhati-hatilah saat mentautkan link dan menyebar berita dari media. Apalagi dari sumber yang tidak terpercaya.
5. Terjerembab di Neraka selama tujuh puluh tahun.
Kita anggap perkataan kita sepele, ternyata tidak bagi Allah.
Rasulullah` bersabda “Sesungguhnya ada seorang laki-laki mengucapkan sepatah kata yg dianggap tidak apa-apa tetapi ternyata bisa menjerumuskannya ke dalam Neraka sampai tujuh puluh tahun.” Dan tatkala Uqban bin Amir bertanya kepada Rasulullah “ Ya Rasulullah apakah sesuatu yg dapat menyelematkan kita? ” Lalu dijawab oleh Nabi ` “Tahanlah olehmu lisanmu.”
Sedihnya melihat diskusi-diskusi di fesbuk saat ini. Menyakiti hati saudaranya dianggap biasa.
Anas bin Malik berkata kepada para tabiin ”Sesungguhnya kalian melihat dosa yang kalian lakukan itu lebih kecil dari sehelai rambut, padahal kami menganggapnya dimasa Nabi SAW termasuk dosa yg membinasakan”
Dosa sekecil apapun, jika terbiasa akan menumpuk menjadi dosa besar. Padahal tak ada dosa yang tak terbalas. “Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala) nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan.” (al Anbiyaa’ 21:47)
6. Beralaskan tikar api neraka di akhirat
Tahukah kau saudaraku, bahwa dusta, tuduhan, olok-olok termasuk perbuatan zalim?
“Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim” (QS. Al A’raaf [7]: 41)
Saudaraku, tahanlah keinginan kita. Sungguh perkataan kita berat pertanggungjawabannya disisi Allah. Tinggalkanlah debat kusir!
Rasulullah SAW bersabda: “Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah di bagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.”(HR. Abu Dawud)
Rasulullah bersabda: “Barangsiapa meninggalkan debat dalam (masalah) agama, padahal ia di pihak yang menolak (kontra), maka dibangunkan untuknya rumah di tengah Surga.” (HR. Abu Dawud dll)
Ibnu Abbas berkata: “Cukuplah engkau sebagai orang zhalim bila engkau selalu mendebat. Dan cukuplah dosamu jika kamu selalu menentang, dan cukuplah dosamu bila kamu selalu berbicara dengan selain dzikir kepada Allah.”
Muslim bin Yasar berkata: “Jauhilah perdebatan, karena ia adalah saat bodohnya seorang alim, di dalamnya setan menginginkan ketergelincirannya.”
Disandur dari Status : Firman Alfatunisa
Dunia maya, melalui Facebook dan Twitter telah membuka ruang diskusi seluas-luasnya. Tak bertatap muka membuat diskusi lebih berani, terkadang terlalu berani. Melemparkan opini sebagai bentuk pengingatan, tapi caranya tak sesuai tuntunan. Tak sadar mungkin kita ter
masuk golongan dibawah ini:
1. Orang yang Bangkrut tapi tak Sadar
“Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Namun ia juga datang dengan membawa dosa kedzaliman. Ia pernah mencerca si ini, menuduh tanpa bukti terhadap si itu, memakan harta si anu, menumpahkan darah orang ini dan memukul orang itu. Maka sebagai tebusan atas kedzalimannya tersebut, diberikanlah di antara kebaikannya kepada si ini, si anu dan si itu. Hingga apabila kebaikannya telah habis dibagi-bagikan kepada orang-orang yang didzaliminya sementara belum semua kedzalimannya tertebus, diambillah kejelekan/kesalahan yang dimiliki oleh orang yang didzaliminya lalu ditimpakan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim)“
Hujatan, cemoohan, debat kusir, cercaan, tuduhan menjadi hal yang biasa di Facebook dan Twitter. Tak sadar, akan bangkrut diakhirat nanti. Gambar-gambar cemoohan tetap saja masuk cercaan. Meski niatnya hanya untuk satire rileks atau mengingatkan. Ingatkan pun ada adabnya.
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik “(QS an Nahl: 125)
“Barangsiapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah berkata baik atau lebih baik diam” (HR. Bukhari Muslim)
2. Tak dianggap Mukmin
“Bukanlah seorang mukmin jika suka mencela, melaknat dan berkata-kata keji “(HR. Tirmidzi)
Sedih kan? Hanya kepuasan menang debat yang kita dapat, tapi predikat mukmin terbuang
3. Mendapatkan Hadiah dari Semua yang dituduhkannya
Dari Abu Zar ra, ia mendengar Nabi saw bersabda, “Seorang pria yang menuduh pria lain jahat, atau menuduhnya kafir, maka tuduhan itu berbalik kepadanya, jika orang yang dituduhkannya itu tidak seperti itu.”(HR. Bukhori)
Tuduhan berseliweran. Belum tentu kebenarannya. Nafsu marah terpuaskan, tapi jika tak benar keburukan itu kembali padanya.
Dari Abu Hurairah ra katanya Rasulullah saw bersabda: “Apabila seseorang berkata, ‘Celakalah mereka!’ maka orang itulah yang paling celaka.”(HR. Bukhori)
4. Pendusta
“Cukuplah seorang itu (disebut) telah berdusta jika mengatakan semua yang didengar.” (HR Muslim)
Itulah yang sering kita lakukan. Mengatakan apa yang kita baca dan dengar. Berhati-hatilah saat mentautkan link dan menyebar berita dari media. Apalagi dari sumber yang tidak terpercaya.
5. Terjerembab di Neraka selama tujuh puluh tahun.
Kita anggap perkataan kita sepele, ternyata tidak bagi Allah.
Rasulullah` bersabda “Sesungguhnya ada seorang laki-laki mengucapkan sepatah kata yg dianggap tidak apa-apa tetapi ternyata bisa menjerumuskannya ke dalam Neraka sampai tujuh puluh tahun.” Dan tatkala Uqban bin Amir bertanya kepada Rasulullah “ Ya Rasulullah apakah sesuatu yg dapat menyelematkan kita? ” Lalu dijawab oleh Nabi ` “Tahanlah olehmu lisanmu.”
Sedihnya melihat diskusi-diskusi di fesbuk saat ini. Menyakiti hati saudaranya dianggap biasa.
Anas bin Malik berkata kepada para tabiin ”Sesungguhnya kalian melihat dosa yang kalian lakukan itu lebih kecil dari sehelai rambut, padahal kami menganggapnya dimasa Nabi SAW termasuk dosa yg membinasakan”
Dosa sekecil apapun, jika terbiasa akan menumpuk menjadi dosa besar. Padahal tak ada dosa yang tak terbalas. “Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala) nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan.” (al Anbiyaa’ 21:47)
6. Beralaskan tikar api neraka di akhirat
Tahukah kau saudaraku, bahwa dusta, tuduhan, olok-olok termasuk perbuatan zalim?
“Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim” (QS. Al A’raaf [7]: 41)
Saudaraku, tahanlah keinginan kita. Sungguh perkataan kita berat pertanggungjawabannya disisi Allah. Tinggalkanlah debat kusir!
Rasulullah SAW bersabda: “Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah di bagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.”(HR. Abu Dawud)
Rasulullah bersabda: “Barangsiapa meninggalkan debat dalam (masalah) agama, padahal ia di pihak yang menolak (kontra), maka dibangunkan untuknya rumah di tengah Surga.” (HR. Abu Dawud dll)
Ibnu Abbas berkata: “Cukuplah engkau sebagai orang zhalim bila engkau selalu mendebat. Dan cukuplah dosamu jika kamu selalu menentang, dan cukuplah dosamu bila kamu selalu berbicara dengan selain dzikir kepada Allah.”
Muslim bin Yasar berkata: “Jauhilah perdebatan, karena ia adalah saat bodohnya seorang alim, di dalamnya setan menginginkan ketergelincirannya.”
Disandur dari Status : Firman Alfatunisa
https://www.facebook.com/pages/Indahnya-Islam-Islam-Agamaku-/144493912335003
0 komentar:
Posting Komentar