Ayam Sentul adalah ayam lokal khas Ciamis yang memiliki berbagai keunggulan, meskipun sayangnya sempat disebut kurang diperhatikan oleh pemerintah kabupaten Ciamis, sehingga diberitakan tvberita.com.
Kini, proses sertifikasi yang difasilitasi pemprov Jabar telah memberi angin segar bagi upaya pelestarian dan pengembangannya. Ketua Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) Kabupaten Ciamis Nur Muttaqin mengemukakan bahwa Pemprov Jabar sudah memberi sokongan dana untuk sertifikasi ayam sentul.
"Tadinya sertifikasi akan keluar 6 November 2012. Akan tetapi, beberapa syarat yang kurang. Dengan adanya sertifikasi, ayam sentul menjadi ayam khas Ciamis, daerah lain tidak lagi bisa mengklaimnya," katanya kepada bisnis.com. Contoh ayam khas yang sudah disertifikasi adalah Ayam Pelung dari Cianjur.
Ayam Sentul pada mulanya dipelihara sebagai ayam aduan, bahkan konon merupakan keturunan dari Si Jelug, ayam jago aduan milik Ciung Wanara (kisahnya dapat dibaca pada Kisah Asal Muasal Ayam Sentul). Sekarang ayam tersebut banyak dipelihara sebagai ayam pedaging dan petelur.
Literatur peternakan yang dikutip oleh duwiszone menyebut ayam sentul terdiri dari lima varietas berdasarkan warna bulunya. Kelima varietas tersebut yakni Sentul Kelabu (berwarna abu-abu), Sentul Geni (berwarna abu-abu kemerahan), Sentul Jambe (berwarna merah jingga), Sentul Batu (berwarna abu-abu keputihan), Sentul Debu (berwarna debu), dan Sentul Emas (berwarna abu-abu kekuningan). Warna ayam sentul cukup menarik, polanya mirip sisik naga.
Sepintas Ayam Sentul tidak berbeda dengan ayam kampung biasa, tetapi ia memiliki beberapa kelebihan. Edi Yana, seorang peternak, menyebut keunggulan Ayam Sentul diantaranya:
- Pemeliharaan lebih mudah
- Warna bulu menyerupai ayam hias
- Lebih tahan penyakit
- Rasa daging dipercaya lebih gurih dan kenyal
- Bertelur lebih banyak (18-19 butir) dari ayam kampung biasa (13-14 butir)
- Cepat diserap pasar, baik untuk para peternak rakyat
Ia melalui akun twitternya (@ade_mz) menyatakan sudah berhasil mengirim bibit Ayam Sentul ke Merauke, Minahasa, Kutai Kartanegara, dan Sulsel. Pertumbuhan rata-rata untuk bobot 1 kilogram dicapai dalam waktu 70-75 hari. Harga DOC-nya Rp. 5.800/ekor. Harga jualnya di tingkat peternak Rp. 28.000/kg.
Nah, apakah para pemangku kebijakan yang berkepentingan, dan warga Ciamis tentunya, akan semakin tertarik dan berkomitmen untuk mengembangakan potensi unggas lokal unggul asli Tatar Galuh ini? Semoga demikian.
sumber; ciamismanis.com
0 komentar:
Posting Komentar